"Gue anak gunung" ujar beberapa
anak yang terlihat masih berumur belasan tahun melewati kami. Saat itu kami
baru start dari desa terakhir di kaki gunung dan mereka sudah pulang (turun
gunung). Dengan gagahnya mereka menyebut diri anak gunung. Namun setibanya kami
di puncak, yang kami dapati hanyalah sampah berserakan (sudah kami tinjau
ternyata sampah anak 'angkuh' yg kami temui beberapa hari sebelumnya di kaki
gunung). PAYAH benar2 payah.
Yahh
"Anak Gunung " adalah istilah
beberapa orang menganggap orang yang sering naik gunung yang cinta lingkungan.
Oke orang awam termasuk saya terbatas disitu saja. Iya cukup itu saja namun
aplikasinya cukup berat. Termasuk buang sampah pada tempatnya. Walaupun saya
bukan orang yg lahir dari organisasi pecinta alam dan sebagainya. Namun saya
belajar dari beberapa orang dan teman saya yang pernah dan anggota pecinta
alam. Dari merekalah saya belajar namanya Alam dan Hutan. Dari merekalah saya
belajar cara buang sampah di tempatnya (walaupun tidak maksimal saya
aplikasikan). Dari merekalah saya belajar namanya Cinta Alam.
Beberapa hari yang lalu beberapa postingan
tentang spot2 yang dulunya bersih nan indah malah dipenuhi dengan sampah yang
berserakan. Mengapa? Karena beberapa orang yang ke tempat tersebut hanya ingin
mengikuti namanya TREND dan KEKINIAN. Biar terlihat wauuw...dan ANU.
Benar2 menyebalkan orang2 seperti itu.
Yang dapat numpang selfie dan tag teman2 dan tempat. Dan akhirnya tempat
tersebut terlihat BIASA SAJA setelah bersentuhan dengan anak "ALAY"
.
SO...
Jika suatu saat nanti kamu mengalami musibah seperti kebanjiran atau kebakaran hutan dan semacamnya hanya karena kamu buang sampah semau “nenekmu”, jangan mengandai-andai dan jangan mengaduh ke Pak Presiden. Kembalilah bertanya dengan diri sendiri
Jika suatu saat nanti kamu mengalami musibah seperti kebanjiran atau kebakaran hutan dan semacamnya hanya karena kamu buang sampah semau “nenekmu”, jangan mengandai-andai dan jangan mengaduh ke Pak Presiden. Kembalilah bertanya dengan diri sendiri
Sekali lagi , mari sadar kawan. Mulai
cintai lingkungan dan alammu. Buanglah sampah di tempat yang seharusnya. Agar
kelak anak cucumu bisa menikmati Indahnya Alam kita.
0
komentar